Islam Hadhari bukanlah ajaran baru, yang lain adalah ajaran Islam yang benar yang menganut Al-Qur’an dan Sunnah (Islam Fundamental). Ini bukan hal baru karena Islam adalah agama yang komprehensif; agama yang sesuai sepanjang zaman dan agama yang melampaui batas tempat dan waktu. Padahal, penggunaan istilah ‘Hadhari’ telah digunakan oleh para ulama Islam sejak dahulu kala seperti Ibnu Khaldun dalam buku besarnya ‘Al-Muqaddimah’ dan pemikir al-Jazair Malik Bennabi yang cenderung menggunakan istilah ‘hadhara’ yang dianggap dekat dengan makna keseimbangan kemajuan antara aspek materi dengan moral dan spiritual. (Seri Monograf Islam Hadhari Terengganu Bistari, halaman 3 – Idris Jusoh)
Islam Hadhari adalah syumul atau Islam yang komprehensif dengan penekanan pada pembangunan ekonomi dan peradaban yang komprehensif – yang mampu menjadi motor penggerak dan pendorong peningkatan daya saing bangsa Melayu dan umat Islam lainnya. Islam Hadhari akan menjadikan warisan dan peradaban Islam yang menunjukkan keberhasilan luar biasa umat Islam masa lalu sebagai pendorong bagi perkembangan dan kemajuan peradaban umat Islam saat ini di segala bidang.
Oleh karena itu, Islam Hadhari telah dijadikan kerangka Kebijakan Nasional yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan pembangunan Malaysia sebagai negara Islam Maju pada tahun 2020. Dengan kata lain, Visi 2020 yang telah dijadikan ‘mainstream’ negara selama ini harus menganut ruh Islami atau dalam istilah yang lebih progresif adalah Islam Hadhari. Inilah rahasia dibalik tekad kepemimpinan negara di bawah pimpinan YAB Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi untuk memperkenalkan Islam Hadhari.

Arti Islam Hadhari
Apa yang dimaksud dengan Islam Hadhari? ‘Islam Hadhari’ adalah gabungan dari dua kata Arab, yaitu: ‘Islam’ dan ‘Hadhari’ (atribut). Asal kata ‘Hadhari’ adalah ‘Hadharun’ – ‘Hadharatun’ (Hidup di Kota) yang berarti berkembang, maju atau beradab – sebagai lawan dari kata ‘badakwah’ (pedalaman atau keterbelakangan). Berangkat dari kata dasarnya, kata ‘hadharah’ atau sifatnya ‘hadhari’ dapat diartikan sebagai hasil reaksi antara manusia dengan alam dan kehidupan sekitarnya melalui upaya yang dilakukan oleh manusia itu sendiri untuk meningkatkan posisinya di dunia lahir dan batin. sesuai dengan kebutuhan dan sirkulasi saat ini (waqie).
Makna hadharat (hadharatun) semakin luas cakupannya ketika masyarakat manusia semakin menjauh dari pola kehidupan yang terdalam, serta ketika mereka mulai menjalani gaya hidup masyarakat maju yang progresif dari waktu ke waktu sesuai dengan kesesuaiannya. dari waktu dan tempat. Dengan demikian, hadharah atau peradaban merupakan hasil dari upaya yang dilakukan manusia untuk memanfaatkan unit-unit alam yang ada di sekitarnya. Tujuannya adalah untuk mewujudkan semua kebutuhan dalam masyarakat manusia serta untuk menyebarkan faktor-faktor kebaikan dan kebahagiaan di antara manusia di seluruh dunia.
10 Prinsip Utama Islam Hadhari
Untuk menghasilkan pembangunan yang seimbang dan integrasi antara kemajuan duniawi dan juga persiapan ukhrawi dalam Pengembangan Islam Hadhari di Malaysia, Perdana Menteri Y.A.B telah menekankan pada Kualitas Hidup sebagai salah satu dari 10 Prinsip Utama Islam Hadhari:
- Iman dan takwa kepada Tuhan.
- Pemerintah adil dan amanah.
- Orang-orang memiliki jiwa mandiri.
- Penguasaan ilmu.
- Pembangunan ekonomi yang seimbang dan menyeluruh.
- Kualitas hidup.
- Membela hak-hak kelompok minoritas dan perempuan.
- Integritas budaya dan moral.
- Pelestarian dan pelestarian alam.
- Angkatan Pertahanan dan Persatuan.
Penekanan ini dibahas oleh Y.A.B Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi sendiri pada pertemuan tersebut dengan menjelaskan bahwa:
“Islam Hadhari menekankan pada pembangunan – pembangunan yang mengarah pada pembangunan peradaban. Peradaban yang berpijak pada keyakinan Islam dan menitikberatkan pada upaya peningkatan kualitas hidup (Quality Life). Meningkatkan kualitas hidup melalui penguasaan ilmu pengetahuan, pembangunan manusia, pembangunan kesehatan dan pembangunan fisik. Meningkatkan kualitas hidup dengan menganut sistem ekonomi, sistem perdagangan, dan sistem keuangan yang dinamis”
Untuk melaksanakan pembangunan membangun peradaban Islam di Malaysia, diperlukan pemerintahan yang kuat dan stabil sebagaimana yang dititipkan Allah kepada Pemerintah Barisan Nasional melalui amanat rakyat pada Pemilihan Umum ke-11 yang lalu. Sesuai dengan firman Allah S.w.t:
Artinya: “Allah menjanjikan di antara kamu yang beriman dan beramal saleh (hai umat Muhammad) bahwa Dia akan menjadikan mereka khalifah yang memegang kekuasaan di bumi, sebagaimana Dia menjadikan orang-orang sebelum mereka sebagai khalifah yang berkuasa; dan Dia akan memperkuat dan memperluas agama mereka (Islam) yang Dia kehendaki bagi mereka; dan Dia juga akan menggantikan mereka dengan keamanan setelah mereka mengalami ketakutan (terhadap ancaman musuh)”.
(Surat an-Nur: Ayat 55)
Perkembangan Islam Hadhari Satu Amanah Allah. Pendekatan Islam Hadhari yang direncanakan oleh pemerintah dalam rangka menghasilkan Hidup yang Berkualitas sebagaimana diungkapkan oleh Y.A.B Dato ‘Seri Abdullah Ahmad Badawi merupakan salah satu upaya untuk memperkuat dan mengembangkan agama Islam. Ini adalah bagian dari tugas khalifah sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam ayat di atas.
Selain itu, Islam Hadhari akan menekankan pada pembangunan yang terpadu dan seimbang untuk menghasilkan manusia yang berilmu dan beriman, berbudaya tinggi, berbudi luhur, jujur dan amanah, serta siap menjawab tantangan dunia global saat ini.
Pendekatan Islam Hadhari sejalan dengan sunnah Nabi. Pendekatan Islam Hadhari yang dirancang oleh pemerintah sebagaimana dikemukakan di atas, dalam hal menghasilkan Quality Life di tengah masyarakat juga didasarkan pada apa yang telah dilakukan oleh Nabi S.a.w ketika mengembangkan kota Madinah, yaitu dengan membangun Quality Life dalam hal menekankan upaya pemberantasan al-jahlu (Kebodohan), Pemberantasan al-fakru (Kemiskinan/kemiskinan) dan pemberantasan al-maradhu (penyakit).
Rencana Pemerintah dalam mengembangkan Islam Hadhari di tengah-tengah masyarakat dalam segala aspek tersebut di atas merupakan upaya amal saleh. Hal ini karena upaya tersebut termasuk dalam kategori meringankan dan meringankan kesulitan orang lain, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah S.a.w:
“Barang siapa yang membebaskan sesama muslim dari kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan seseorang yang sedang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya, baik di dunia maupun di akhirat..”
(Hadits: Sejarah Muslim)
Bertepatan dengan hadits tersebut, dan dalam rangka memahami dan menghayatinya dari perspektif Islam Hadhari, Y.A.B Dato ‘Seri Abdullah Ahmad Badawi dalam keynote speech-nya di Sidang Umum UMNO tanggal 23 September 2004, juga menyarankan bahwa:
“Upaya yang konsisten untuk menghasilkan keberhasilan yang berkesinambungan perlu direncanakan… Peningkatan mutu (itqan) dalam segala hal dan kegiatan kehidupan termasuk pendidikan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kegiatan ekonomi, harus dijadikan budaya. Ijtihad untuk membangun umat di zaman modern ini perlu diberikan perhatian dan pengakuan”
Tinggalkan Balasan